Endotracheal tube adalah sebuah alat bantuan pernapasan agar saluran pernapasan agar saluran pernapasan tetap terbuka. Sehingga oksigen bisa masuk ke paru-paru. Biasanya digunakan untuk pasien dengan penurunan tingkat kesadaran, gagal napas dengan prosedur anastesi dan pembiusan.
Endotracheal tube ini digunakan untuk tindakan intubasi. Yaitu tindakan medis untuk bantuan pernapasan pada pasien yang mengalami koma, tidak sadarkan diri dan kesulitan untuk mengambil napas. Seperti pemberian napas buatan melalui hidung atau mulut pada trachea.
Risiko Penggunaan Endotracheal Tube
Meski cara ini cukup efektif untuk memberikan pertolongan pada pasien, namun endotrakeal tube ini cukup beresiko. Ada beberapa kasus pasien yang mengalami sulit menelan karena sakit tenggorokan. Jika terjadi masalah seperti ini biasanya dokter akan memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit seperti anestesi.
Selain itu, resiko yang terjadi biasanya tidak hanya pada tenggorokan, tapi juga pada aspirasi paru dan juga jaringan pernapasan karena terhambat oleh penumpukkan air liur. Dari resiko yang bisa terjadi inilah biasanya dokter akan memperhatikan betul-betul penggunaan alat ini.
Langkah Penggunaan Endotracheal Tube
Setelah mengetahui apa itu endotracheal tube dan apa risiko yang ditimbulkan, perlu diketahui pula apa saja tahap penggunaannya. Berikut beberapa tahapan yang dilakukan tim medis saat memberi napas buatan dengan endotrakeal :
1. Endotrakeal tube tidak bisa dipasang saat pasien masih dalam keadaan sadar. Oleh sebab itu biasanya dokter memberikan anastesi terlebih dahulu bagi pasien yang masih sadar. Untuk mempermudah tindakan pemasangan.
2. Agar dokter bisa melihat letak trakea dan pita suara, pasien akan diminta untuk berbaring. Posisi ini selain mempermudah pemasangan, juga memungkinkan dokter atau tenaga medis menempatkannya dengan tepat.
3. Tabung akan dimasukkan ke batang tenggorokan melalui mulut. Jika terjadi kendala, akan diberikan nafas buatan melalui hidung menuju ke saluran pernafasan.
4. Tabung trakeal akan langsung dihubungkan pada ventilator. Ini dilakukan agar oksigen bisa langsung menuju paru-paru. Untuk memastikan apakah alat ini berfungsi atau tidak, biasanya dokter akan memeriksa dan mendengarkan suara nafas dengan stetoskop.
5. Setelah semua berjalan dengan baik, dokter akan tetap memantau. Apakah alat ini berfungsi dengan baik atau tidak. Dengan menggunakan pengukur saturasi oksigen dan rontgen yang ditempatkan pada dada.
Endotracheal Tube Untuk Pasien Covid19
Ventilator yang menggunakan alat endotracheal merupakan peralatan paling dibutuhkan untuk pasien covid19 pada kondisi kritis. Dimana mereka membutuhkan bantuan pernapasan karena mengalami saturasi oksigen yang menurun drastis.
Pada saat seperti ini, pasien hanya mengandalkan mesin-mesin medis agar bisa bertahan hidup. Salah satunya ventilator. Tenaga medis terpaksa membuat pasien kehilangan kesadaran atau memberi suntik anastesi. Tujuannya adalah agar tubuh pasien bisa menerima alat yang sangat membuat tidak nyaman ini.
Ada yang berhasil selamat dan kembali sembuh, tapi ada juga yang tidak selamat dan harus meninggal di ruangan sendirian tanpa didampingi keluarga.
Agar tidak mengalami hal ini, pastikan tetap menetapkan protokol kesehatan dan menjaga tubuh untuk tetap sehat. Karena ancaman covid19 dan penggunaan alat medis endotracheal tube adalah ancaman siapapun
Tapi jika anda membutuhkan endotracheal tube, pastikan membelinya di PT Globindo Mega Pratama distributor alat kesehatan yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun dengan tim yang bekerja secara profesional. Menyediakan berbagai produk alat kesehatan dan dapat dikirim ke seluruh Indonesia.